Sabtu, 27 Agustus 2011

OBAT DAN MEDIKASI SELAMA KEHAMILAN

image

Angka Kejadian :
  • Terdapat laporan bahwa 20 – 25% ibu hamil menggunakan obat-obatan secara teratur selama kehamilan
  • Kelainan kongenital major terjadi pada 3 – 4% kelahiran hidup dan 70% dari kelainan tersebut tidak diketahui penyebabnya. Terdapat perkiraan bahwa 2 – 3% kelainan kongenital major disebabkan oleh obat dan 1% disebabkan oleh polusi lingkungan
Uji coba obat selama kehamilan
  • Uji coba obat selama hamil sulit dilakukan oleh karena adanya ke khawatiran pengaruh obat terhadap kehamilan. Dengan demikian maka banyak sekali obat yang belum pernah diresmikan penggunaan atau keamanan dalam kehamilan
  • Rekomendasi seringkali bergantung pada data yang diperoleh dari penelitian pada hewan percobaan. Kejadian embriopati terkait dengan TALIDOMID telah membawa keyakinan bahwa teratogenisitas terhadap manusia tidak dapat diprediksi atas dasar penelitian terhadap hewan percobaan . Meskipun demikian, setiap obat yang diketahui berpotensi teratogenik sejak saat itu pada manusia juga menyebabkan kejadian serupa pada hewan percobaan. 
FARMAKOKINETIKA SELAMA KEHAMILAN
  • Farmakokinetika adalah studi mengenai bagaimana obat bekerja dalam tubuh.
  • Absorbsi obat berubah selama kehamilan berubah oleh karena  pengosongan lambung dan sekresi asam lambung menurun dan motilitas usus menurun. Volume tidal paru meningkat sehingga dapat mempengaruhi absorbsi obat inhalasi.
  • Distribusi volume berubah selama kehamilan. Volume plasma > 40%, volume cairan tubuh total > 7 – 8 L dan lemak tubuh > 20 – 40%. Meskipun terdapat perubahan perubahan tersebut (yang diharapkan akan menurunkan kadar obat) , kadar albumin < dan asam lemak bebas serta lipoprotein > . Sebagai akibatnya, pengikatan protein obat lebih rendah pada keadaan hamil  sehingga kadar obat bebas (yang secara biologis aktif) dalam sirkulasi meningkat .
  • Metabolisme dan eliminasi obat selama hamil berubah. Kadar hormon steroid yang tinggi akan mempengaruhi metabolisme di hepar dan memperpanjang waktu paruh obat. Laju flitrasi glomerulus  meningkat 50 –60% sehingga “clearance” obat di ginjal meningkat.
TERATOGENESITAS
  • Teratogenesitas merupakan penelitian mengenai perkembangan janin abnormal dan merujuk pada abnormalitas struktural dan fungsional
  • Selain zat ber molekul besar (seperti heparin) , semua obat yang diberikan pada ibu akan melintasi plasenta pada tingkatan tertentu.
  • Efek obat tertentu pada janin tergantung pada dosis. waktu dan lama paparan serta faktor genetik dan lingkungan. Resiko tertinggi janin mengalami cedera adalah selama periode embriogenesis (hari ke 17 – 45 pasca konsepsi)
KATEGORI RESIKO UNTUK OBAT DALAM KEHAMILAN .

oBAT DAN MEDIKASI DALAM KEHAMILAN 1

Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat telah menentukan 5 kategori resiko pemakaian obat dalam kehamilan (A, B, C, D dan X). Masing masing obat dimasukkan dalam kategori resiko sesuai dengan rasio antara resiko dengan manfaat. Misalnya, meskipun kontrasepsi oral tidak bersifat teratogenik, namun kontrasepsi ini dimasukkan kedalam kategori X oleh karena tak ada manfaatnya mengkonsumsi obat tersebut manakala seorang wanita sudah hamil.

PRINSIP PEMAKAIAN OBAT DALAM KEHAMILAN 
  1. Gunakan hanya jika memang ada indikasi mutlak
  2. Jika mungkin, hindari terapi pada trimester I
  3. Pilih obat yang aman (obat lama yang telah terbukti keamanannya)
  4. Gunakan dosis efektif terendah
  5. Terapi obat yang terdiri dari zat tunggal
  6. Hiidari pemakaian obat bebas
    oBAT DAN mEDIKASI 2

    OBAT / BAHAN TERLARANG
    KOKAIN
    • Terkait dengan :
      • PJT-pertumbuhan janin terhambat
      • Infark serebral
      • Solusio plasenta
      • Kelainan kongenital (akibat vasospasme yang di induksi oleh kokain)
        • Defek ektrimitas
        • Kista otak
        • Mikrosepali
        • Atresia usus
        • Enterokolitis nekrotikan
        • Efek gangguan perilaku jangka panjang
    • Komplikasi pada ibu :
      • Ruptura uterus
      • Hipertensi
      • Kejang
      • Kematian
    ALKOHOL
    • Sindroma Alkohol pada janin yang ditandai dengan abnormalitas wajah (hipoplasia wajah bagian tengah), disfungsi SSP (mikrosepali, retardasi mental) dan hambatan pertumbuhan
    MEROKOK
    • 20 – 30%  wanita hamil meneruskan kebiasaan merokok mereka
    • Efek merugikan :
      1. Infertilitas
      2. Resiko abortus spontan
      3. Persalinan preterm
      4. BBLR - berat badan lahir rendah
      5. Kematian perinatal
      • Paparan asap rokok terhadap neonatus : kematian mendadak, asma, infeksi saluran nafas dan gangguan akibat kurangnya perhatian

      Tidak ada komentar:

      Posting Komentar