Sindroma HELLP
Bambang Widjanarko
Ilustrasi kasus :
Wanita hamil usia 24 tahun , hamil 8 bulan
datang ke rumah sakit dalam keadaan tak sadar, nafas sesak, sebelumnya
mengalami kejang-kejang. Hasil pemeriksaan diduga telah terjadi sindroma HELLP
Apakah
sindroma HELLP itu ?
Sindroma
HELLP adalah komplikasi kehamilan dan termasuk varian pre-eklampsia.
Keduanya biasanya terjadi pada akhir kehamilan atau kadang-kadang pasca
persalinan
Sindroma HELLP diperkenalkan pertama
kali oleh Dr.Louis Weinstein pada tahun 1982 dengan karakteristik :
-
Hemolisis (pecahnya sel darah merah)
-
EL (elevated liver enzyme- kenaikan
enzym hepar)
-
LP (low platelet-kadar trombosit
rendah)
Diagnosa sindroma HELLP sulit
ditegakkan terutama bila tidak ditemukan hipertensi atau protein dalam
urina. Gejala-gejala sering dikelirukan dengan keadaan gastritis, influenza,
hepatitis akut, penyakit kandung empedu dsbnya
Angka kematian global untuk sindroma
HELLP ini amat besar yakni sekitar 25%. Dengan demikian keadaan ini amat
memerlukan kewaspadaan ibu hamil atau para dokter.
GEJALA
Gejala fisik sindroma HELLP mungkin terlihat seperti
pre-eklampsia. Dilaporkan bahwa penderita sindroma HELLP dapat memperlihatkan
gejala-gejala :
- Nyeri kepala
- Mual/muntah/gangguan pencernaan berupa nyeri setelah makan
- Perut tegang / sakit dada dan nyeri perut bagian atas (akibat pembesaran hati)
- Nyeri bahu atau sakit dada setelah menarik nafas dalam
- Perdarahan
- Gangguan pengelihatan
- Pembengkakan
Tanda yang harus dicari :
- Tekanan
darah
- Proteinuria
Penyebab kegawatan atau kematian ibu
adalah pecahnya hati atau perdarahan otak. Suatu keadaan yang dapat dicegah
bila diagnosa segera dapat ditegakkan secara dini.
Pengobatan
sindroma HELLP
- Mengakhiri kehamilan
- Tranfusi
produk darah (sel darah merah – trombosit, plasma segar)
-
Kortikosteroid diberikan untuk pematangan paru anak dan memperbaiki keadaan umum ibu
Resiko
mengalami sindroma HELLP selama kehamilan?
Dinegara maju . 5 – 8 % ibu hamil mengalami
pre-eklampsia. Diperkirakan bahwa 15% diantaranya akan mengalami sindroma
HELLP.
Jumlah penderita sindroma HELLP
dapat diturunkan dengan diagnosa pre-klampsia secara cepat dan tepat.
Pencegahan
sindroma HELLP
1.
Perhatikan kesehatan tubuh secara umum sebelum hamil.
2.
Lakukan kunjungan prenatal (anc-antenatal care) secara teratur.
3.
Sampaikan pada dokter, hal-hal yang terkait riwayat kehamilan rersiko
tinggi sebelumnya, riwayat keluarga dengan sindroma HELLP-pre eklampsia atau
hipertensi
4.
Memahami tanda bahaya dan segera melaporkan hal-hal yang membahayakan
tersebut pada dokter.
5.
Percayalah bahwa segala sesuatu akan dapat diatasi bila segera diketahui.
Klasifikasi sindroma HELLP
Klasifikasi
didasarkan pada jumlah tromobosit
Kelas I : trombositopenia berat , jumlah
trombosit kurang dari 50.000 / mm3
Kelas II : trombositopenia sedang, jumlah
trombosit antara 50.000 – 100.000 / mm3
Kelas III : AST > 40 IU/L dan jumlah
trombosit antara 100.000 – 150.000 / mm3
Pengaruh
sindroma HELLP terhadap anak
Bila anak lahir dengan berat sekitar 1000 gram maka
kemungkinan hidupnya tak berbeda dengan mereka yang dilahirkan oleh ibu hamil
yang tidak menderita sindroma HELLP.
Di negara berkembang, angka kematian
janin (diatas usia 20 minggu) dalam rahim (intra uterine fetal death) adalah 51 diantara 1000 kehamilan.
Angka ini akan lebih tinggi pada kasus pre-eklampsia berat dan eklampsia.
Mortalitas perinatal pada kasus
sindroma HELLP berada pada rentang 7.7 – 60%.
Sebagian besar kematian anak terjadi
akibat lepasnya plasenta sebelum anak lahir (solusio plasenta), insufisiensi
plasenta yang menyebabkan asfiksia intra uterin dan prematuritas berat.
Resiko
berulangnya sindroma HELLP pada kehamilan berikutnya
Wanita dengan riwayat sindroma HELLP beresiko tinggi
untuk mengalami kejadian pre-eklampsia pada kehamilan berikutnya. Angka
kejadian pre-eklampsia pada kehamilan berikut adalah 16 – 52% , dengan angka
tertinggi bila sindroma HELLP terjadi pada trimester kedua. Kekambuhan sindroma
HELLP pada kehamilan berikut bervariasi antara 2-19% .
Jakarta, 9 Desember 2015