Laman

Jumat, 30 September 2011

GANGGUAN VOLUME CAIRAN AMNION

EMBRIOLOGI KAVUM AMNION
Amnion : selaput tipis pada hasil konsepsi yang terbentuk mulai hari ke 8 pasca konsepsi dan membentuk kantung kecil yang menutupi permukaan dorsal ‘embryonic disc”. Secara bertahap menyelubungi embrio yang tumbuh.
Cairan amnion : cairan yang berada dalam kavum amnion

image
DINAMIKA CAIRAN AMNION
Pengaturan volume cairan amnion adalah proses dinamis yang mencerminkan keseimbangan antara produksi dan absorbsi cairan


PRODUKSI CAIRAN :
Pada usia < 8 minggu, cairan amnion dihasilkan oleh transudasi cairan melalui amnion dan kulit janin
  • Pada usia 8 minggu, janin mulai menghasilkan urine yang masuk kedalam rongga amnion. Urine janin secara cepat menjadi sumber utama produksi cairan amnion. Saat menjelang aterm, janin menghasilkan 800 – 1000 ml urine
  • Paru janin menghasilkan sejumlah cairan ± 300 ml per hari saat aterm, namun sebagian besar ditelan sebelum masuk ruang amnion.

image
ABSORBSI CAIRAN :
  • Pada usia kehamilan < 8 minggu, cairan amnion transudatif direabsorbsi secara pasif
  • Pada usia kehamilan 8 minggu, janin mulai melakukan proses menelan. Proses ini secara cepat akan menjadi mekanisme utama absorbsi cairan amnion. Menjelang aterm, melalui proses menelan terjadi absorbsi cairan sebesar 500 – 100 mL per hari
  • Absorbsi cairan amnion dalam jumlah sedikit juga terjadi melalui selaput amnion dan masuk kedalam aliran darah janin. Menjelang aterm , jalur ini melakukan absorbsi sebesar 250 ml.
  • Sejumlah kecil cairan amnion melintas membran amnion dan masuk ke aliran darah ibu sebesar 10 ml per hari pada usia kehamilan menjelang aterm.

PERUBAHAN VOLUME CAIRAN AMNION SELAMA KEHAMILAN :  Pada usia kehamilan 34 minggu, volume cairan amnion mencapai maksmial ( 750 -800 mL) dan setelah itu akan menurun sehingga pada usia kehamilan 40 minggu, volume cairan amnion ± 600 ml. Dan melewati usia 40 minggu, jumlah cairan amnion akan terus menurun. image  
FUNGSI dan PERANAN CAIRAN AMNION
  1. Sebagai pelindung bagi janin terhadap trauma darim luar
  2. Melindungi talipusat dari tekanan
  3. Memungkinkan pergerakan janin secara bebas sehingga mendukung perkembangan sistem muskuloskeletal janin
  4. Berperan dalam perkembangan paru janin
  5. Melumasi kulit janin
  6. Mencegah korioamnionitis pada ibu dan infeksi janin melalui sifat bakteriostatik
  7. Membantu mengendalikan suhu tubuh janin
PENGUKURAN VOLUME CAIRAN AMNION
 
imagePemeriksaan dengan ultrasonografi adalah metode akurat untuk memperkirakan volume cairan amnion dibandingkan pengukuran tinggi fundus uteri .
Penentuan AFI amniotic fluid index adalah metode semikuantitatif untuk memperkirakan volume cairan amnion.

image  
AFI adalah jumlah dari kantung amnion vertikal maksimum dalam cm pada masing-masing empat kuadran uterus. AFI normal pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu : 5 – 20 cm

ARTI KLINIK VOLUME CAIRAN AMNION Volume cairan amnion merupakan penanda kesehatan janin
  • Volume cairan amnion normal menunjukkan bahwa perfusi uteroplasenta dalam keadaan memadai.
  • Jumlah volume cairan amnuion abnormal berkaitan dengan “outcome”perinatal yang buruk

OLIGOHIDRAMNION  

Batasan: jumlah cairan amnion yang kurang dari normal (kurang dari 300 ml) Angka kejadian: 5 – 8% kehamilan
Diagnosis :
  • Kecurigaan terjadinya oligohidramnion bila tinggi fundus uteri lebih rendah dari yang diharapkan
  • Ultrasonografi :
    • Jumlah cairan amnion < 300 ml
    • Ukuran kantung amnion vertikal ≥ 2 cm tidak ada
    • AFI < 95 persentile untuk usia kehamilan tertentu
    • Pada kehamilan aterm AFI < 5 cm
PENYEBAB :

  • ABSORBSI KURANG atau KEHILANGAN CAIRAN MENINGKAT
    • Ketuban Pecah Dini (50% kasus oligohidramnion)
  • PENURUNAN PRODUKSI AMNION
  • Kelainan kongenital ginjal (agenesis ginjal, displasia ginjal) dan paparan terhadap ACE inhibitor yang akan menurunkan output ginal janin
  • Obstruksi orifisium urethra eksterna janin
  • Insufisiensi uteroplasenta (solusio plasenta, preeklampsia, sindroma postmaturitas) menurunkan perfusi ginjal dan produksi uribne
  • Infeksi kongenital – Defek jantung janin – NTD’s, sindroma twin to twin tranfusion,efek obat NSAID.
PENATALAKSANAAN:
  • Pilihan terapi pada masa antepartum sangat teerbatas, kecuali bila ditemukan defek struktural yang mengindikasikan untuk dilakukan pembedahan janin intrauterin
  • Penentuan saat persalinan tergantung pada usia kehamilan – etiologi dan kesehatan janin.
  • Selama proses persalinan, diberikan infus larutran kristaloid kedalam cavum amnion agar dapat
    • Memperbaiki pola denyut jantung janin
    • Menurunkan kejadian bedah SC
    • Meminimalisir resiko sindroma aspirasi mekonium

PROGNOSIS :
Oligohidramnion berkaitan dengan morbiditas dan mortalitas pada semua usia kehamilan


KOMPLIKASI:

  • Amniotic Band Syndrome menyebabkan deformitas janin (amputasi atau deformitas muskuloskeletal)) a.l Clubfoot atau sindroma Potter
image
image
image
SINDROMA POTTER :
Sindroma Potter dapat berbentuk “clubbed feet”, Hipoplasia Pulmonal dan kelainan kranium yang terkait dengan oligohidramnion

POLIHIDRAMNION
Batasan: Jumlah cairan amnion lebih dari normal
Angka Kejadian: 0.5 – 1.5% seluruh kehamilan
Diagnosis:
  • Kecurigaan terjadinya polihidramnion ditegakkan bila tinggi fundus uteri lebih dari yang diharapkan untuk usia kehamilan tertentu
  • Ultrasonografi :
    • volume air ketuban > 2 liter
    • Kantung vertikal tungal > 10 cm
    • AFI > 20 cm pada kehamilan aterm atau > 95 persentil untuk usia kehamilan tertentu
PENYEBAB:
  1. Idiopatik (50 – 60% kasus)
  2. Penyebab maternal :
    1. isoimunisasi yang menyebabkan hidrop fetalis imune
    2. Diabetes Melitus
  3. Penyebab janin (10 – 15%):
    1. Hidrop fetalis non imune
    2. Defek jantung
    3. Kehamilan kembar
    4. Kelainan anatomis : obstruksi saluran intestin, deformitas paru, gangguan proses menelan (akalasia, obstruksi esopagus, fistula trakeoesopagus,kelainan SP
    5. Diabetes insipidus
  4. Penyebab plasenta (jarang) : korioangioma plasta

PENATALAKSANAAN
  • Pilihan penatalaksanaan antepartum amat terbatas.
  • Obat NSAID menyebabkan penurunan produksi urine janin namun dapat menyebabkan penutupan dini duktus arteriosus Bottali
  • Amniosentesis memberikan hasil yang sementara
  • Pada saat intrapartum, amniotomi terkendali dapat menurunkan angka kejdian dekompresi mendadak (solusio plasenta, prolapsus talipusat)
KOMPLIKASI :
  • Regangan rahim berlebihan dapat menyebabkan dispnea – edema tungkai bawah – edema vulva
  • Selama persalinan, hidramnion dapat menyebabkan :
    • Kelainan letak,
    • Gangguan proses persalinan atau
    • Perdarahan pasca salin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar