Laman

Minggu, 04 September 2011

PASANGAN INFERTILITAS


image
BATASAN :
  • Fertilitas : kapasitas untuk hamil dan menghasilkan keturunan
  • Fekunditas : Kemungkinan untuk hamil selama satu siklus bulanan haid.  Angka “normal” = 20 – 25% dengan kemungkinan kumulatif untuk menjadi hamil dalam jangka waktu 12 bulan = 85 – 90%
  • Infertilitas : Ketidakmampuan untuk hamil setelah 12 bulan sering melakukan hubungan seksual tanpa kontrapsepsi.
  • Infertilitas primer : Pasangan tidak pernah mendapatkan kehamilan.
  • Infertilitas sekunder : Pasangan setidaknya pernah mendapatkan satu kehamilan.
ANGKA KEJADIAN :
  • 10 – 15% pasangan usia subur dianggap infertil
  • Prevalensi infertilitas tetap konstan, namun dalam dua dekade ini jumlah kunjungan pada dokter pasangan “tidak subur” meningkat. “Epidemi infertiltas” terutama berhubungan dengan penundaan kehamilan elektif.
FAKTOR RESIKO
  • Fekunditas pada wanita memuncak pada usia 25 tahun dan setelah usia tersebut mengalami penurunan
  • Kebiasaan merokok, penggunaan obat terlarang dan paparan dalam pekerjaan serta lingkungan menurunkan tingkat fekunditas
PEMERIKSAAN AWAL
  • Indikasi pemeriksaan jika pasangan telah berusaha untuk mendapatkan kehamilan sekitar satu tahun. Pada sejumlah kasus, akan lebih baik untuk melakukan penilaian yang lebih awal , seperti misalnya wanita sudah berusia > 35 tahun.
  • Infertilitas adalah kondisi unik dan menimbulkan pengaruh psikis dan emosional yang jelas. sebagian besar pasangan memandang “kegagalan” mereka untuk mencapai kehamilan sebagai krisis kehidupan ketika mereka merasa tidak berdaya.
  • Tujuan utama evaluasi infertilitas adalah:
    • Memperoleh pendekatan rasional terhadap diagnosis,
    • Menghasilkan suatu penilaian akurat mengenai kemajuan saat itu dan prognosisnya
    • Menjelaskan pada pasangan mengenai fisiologi reproduksi
  • Anamnesis : Keterangan rinci yang diperlukan meliputi :
    • Usia pasangan
    • Kehamilan sebelumnya
    • Lamanya usaha pasangan untuk mendapatkan kehamilan
    • Riwayat seksual (frekuensi, penggunaan bahan pelicin, impotensia) 
  • Pemeriksaan Fisik :
    • Kelainan endokrin (hirsuitisme, galaktorea, tiromegali)
    • Patologi ginekologi : mioma uteri
  • Pemeriksaan Laboratorium :
    • Hitung darah lengkap
    • Urinalisis
    • Papaniculoau smear
    • Glukosa darah puasa
PEMERIKSAAN DASAR
Penyebab umum infertilitas di evaluasi dengan cara :
  1. Dokumentasi ovulasi
  2. Hasil analisa semen
  3. Evaluasi kepatenan tuba
  4. Laparoskopi diagnostik (jika ada indikasi)
PENYEBAB INFERTILITAS
pIE cHART eTILOGI iNFERTILITAS
FAKTOR WANITA (50%)
1. FAKTOR OVARIUM (ANOVULASI) – 20%
    • Anamnesis : Amenorea sekunder – menstruasi tidak teratur.
    • Pemeriksaan fisik : Obesitas – Hirsuitisme – Galaktorea
    • Pemeriksaan Skrining :
      • Tersedia perangkat urine untuk deteksi secara akurat “LH surge” pada pertengahan siklus haid yang menunjukkan adanya ovulasi
      • Metode lain :
        • Pencatatan suhu basal
        • Pengukuran kadar progesteron harian
bbt2
Grafik suhu badan basal yang di ukur pada pagi hari
image
Konsentrasi hormon selama siklus menstruasi

2. FAKTOR TUBA dan PERITONEUM - 20%
  • Anamnesis :
    • Riwayat infeksi panggul atau kehamilan ektopik --~-- perlekatan organ panggul?
    • Dismenorea sekunder , nyeri panggul siklis –~—endometriosis ?
    • Faktor resiko tak jelas dijumpai pada 50% kasus infertilitas !!
  • Pemeriksaan fisik: tanda endometriosis
  • Pemeriksaan skrining :
    • Hysterosalphyngography
    • Hysterosalphyngo contras sonography
    • Laparoskopi diagnostik dengan “tubal lavage”
  • Terapi : Pembedahan atau FIV – fertilisasi in vitro
3. FAKTOR SERVIK – 10%
  • Anamnesis :
    • Riwayat riwayat pembedahan servik—~— biopsi konus atau kauterisasi servik
    • Paparan DES – diethylstilbesterol   –~—endometriosis ?
  • Pemeriksaan fisik: abnormalitas servik, lesi servik
  • Pemeriksaan skrining :
    • Post coital test – melihat interaksi lendir servik dengan sperma.
    • Post coital test : Lendir servik dari yang berasal dari kanalis endoservikalis diperiksa sesaat setelah sanggama. Temuan yang memperlihatkan adanya 5 – 10 sperma progresif per “high power field” dalam lendir jernih aseluer dengan “spinnbarkeit” (elastisitas lendir servik yang tinggi) > 8 cm umumnya dapat diandalkan untuk menyingkirkan kemungkinan faktor servik
  • Terapi : IIU - INSEMINASI INTRAUTERUS
FAKTOR PRIA
FAKTOR PRIA
PARAMETER NORMAL ANALISA SEMEN
  • Anamnesis : Cedera testis, infeksi genitourinaria, kemoterapi, parotitis pada masa kecil
  • Pemeriksaan Fisik : Hipospadia, varikokel, kriptorkismus (testis kecil) , kelainan penis
  • Pemeriksaan Skrining : Analisa semen . Sejumlah sampel harus di analisa ulang karena adanya fluktuasi individual
  • Pengobatan : Pembedahan terhadap kelainan yang ada. FIV (fertilisasi invitro) dengan atau tanpa ICSI (intracytoplasmic sperm injection) atau inseminasi donor.
INFERTILITAS YANG TAK DAPAT DIJELASKAN
Anamnesis : Istri dapat ber ovulasi dan memiliki tuba falopii yang paten ; suami setidaknya memiliki > 20 juta sperma motil saat ejakulasi.
Pemeriksaan fisik dan skrining : normal
Pengobatan : induksi ovulasi dan IIU dengan sediaan sperma segar yang baru diejakulasi
PROGNOSIS
  • 50% pasangan infertil dengan etiologi yang ter identifikasi berhasil mencapai kehamilan.
  • 60% pasangan infertilitas dengan etiologi yang tak dapat dijelaskan dan tidak menerima terapi akan mendapatkan kehamilan dalam waktu 3 – 5 tahun
  • Keputusan tersulit adalah untuk menentukaan saat dihentikannnya intervensi dan menentuakan saat melakukan adopsi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar