Laman

Jumat, 09 September 2011

ABORTUS HABITUALIS

BATASAN : Peristiwa keguguran (abortus) dua atau lebih secara berturutan
PREVALENSI: 1% dari semua wanita pada usia reproduktif.
EVALUASI DIAGNOSTIK :

EVALUASI  PASANGAN DENGAN ABORTUS HABITUALIS
  • Anamnesis: Harus dilakukan pengkajian atas pola, trimester dan karakteristik peristiwa abortus sebelumnya. Paparan atas toksin lingkungan dan obat-obatan, infeksi ginekologi atau obstetrik yang pernah terjadi.
  • Pemeriksaan Fisik: Dapat mengungkapkan adanya bukti penyakit sistemik ibu atau kelainan pada saluran reproduksi
  • Pemeriksaan Laboratorium:
  • Pemeriksaan pencitraan medik: MRI atau HSG
Etiologi Abortus habitualis
ETIOLOGI :
Sebagian besar pasangan tidak menunjukkan adanya alasan yang jelas atas peristiwa abortus berulang yang mereka alami. Beberapa etiologi yang diduga bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa tersebut sering bersifat kontroversial atau mengada-ada.
  1. IDIOPATIK > 50%
  2. FAKTOR ANATOMI (10-15%)
  3. FAKTOR ENDOKRIN (10 – 15%)
  4. FAKTOR GENETIK (5 – 10%)
  5. FAKTOR IMUNOLOGI (5 – 10%)
  6. FAKTOR INFEKSI (5%)
IDIOPATIK – > 50%
Konseling yang bersifat informatif atau suportif berperan penting mengingat 60 – 70% dari ibu dengan setidaknya satu persalinan hidup sebelumnya akan mengalami satu kehamilan yang sukses setelahnya.
FAKTOR ANATOMI – 10 – 15%
  • Kelainan uterus paling sering dikaitkan dengan peristiwa abortus pada trimester kedua. Malformasi kongenital yang disebabkan oleh abnormalitas fusi ductus Müllerii dan lesi yang “acquired” memiliki pengaruh yang sifatnya masih kontroversial. Pembedahan pada beberapa kasus dapat menunjukkan hasil yang positif.
image
Uterine anomalies : A. Uterus duplex unicollis. B. Uterus duplex with double vagina. C. Uterus didelphys. D. Uterus septus with single vagina. E. Uterus subseptus. F. Uterus arcuatus. G. Uterus unicornis with rudimentary contralateral hemiuterus.
  • Inkompetensia servik bertanggung jawab untuk abortus yang terjadi pada trimester II. Tindakan cervical cerclage pada beberapa kasus memperlihatkan hasil yang positif.
image

FAKTOR ENDOKRIN – 10-15%
  • Defek fase luteal : diisebabkan oleh sekresi progesteron dari corpus luteum yang tidak memadai , dan menyebabkan endomentrium belum siap untuk menerima implantasi dan atau ketidak mampuan untuk mempertahankan kehamilan ada. Pada kasus ini ini sering diberikan progesteron namun dengan keuntungan yang sangat spekulatif.
  • Kelainan metabolisme  : Hipotiroid – Diabetes Melitus – PCOS
FAKTOR GENETIK – 5-10%
  • Abnormalitas kromosom orang tua
  • Aneuploidi embrionik berulang
FAKTOR IMUNOLOGI – 5-10%
  • Sindroma Antibodi Fosfolipid: adalah gangguan imunologi yang ditandai dengan adanya antibodi dalam sirkulasi yang melawan fosfolipd membran dan setidaknya memperlihatkan satu sindroma klinik spesifik (abortus berulang, trombosis yang penyebabnya tak jelas dan kematian janin). Penegakkan diagnosa setidaknya memerlukan satu pemeriksaan serologis untuk konfirmasi diagnosis (antikoagulansia lupus, antibodi kardiolipin). pengobatan pilihan adalah aspirin + heparin (atau prednison dalam beberapa kasus ternetu)
  • Alloimunitas (perbedaan imunologi antara individu) telah diajukan sebagai faktor antara pasangan subur yang menyebabkan abortus berulang yang tdai dapat dijelaskan dengan alasan lain. Selama kehamilan normal, sistem imunologi ibu dianggap dapat mengenali suatu antigen janin semialogenetik (50% bersifat “non-self” dan kemudian menghasilkan faktor “pemblokade” untuk melindungi janin. Kegagalan untuk memproduksi faktor “pemblokade” ini dapat berperan penting, namun tak ada bukti ilmiah langsung yang mendukung teori ini dan tidak terdapat cara pemeriksaan diagnostikum spesifik. Imunoterapi telah digunakan dalam upaya untuk meningkatkan toleransi imunologis terhadap antigen paternal.
FAKTOR INFEKSI-5%
  •  Lysteria Monocytogenes, Mycoplasma Hominis, Ureaplasma Urealyticum, Toxoplasma Gondii dan Virus (herpes simplex, cytomegalovirus, rubella) memiliki hubungan yang ber variasi dengan semua jenis abortus spontan, tetapi tak satupun yang membuktikan adanya hubungan dengan abortus berulang. Diagnosa dapat ditegakkan dengan menggunakan kultur servik, titer virus atau antibodi serum. terapi antibiotika trerarah mungkin bermanfaat bila agen penyebabnya dapat di identifikasi. Meskipun demikian, pengobatan empiris dengan diksisiklin atau eritromisin dari segi biaya lebih efisien
FAKTOR LAIN
  • Toksin
  • Merokok
  • Alkohol
  • Kopi
  • Obat-obat : antagonis asam folat, asam valproat, warfarin, gas anastesi, tetrakloroetilen dan isotretinoin (?)
PROGNOSIS
Pasangan dengan abortus berulang sering merasa gelisah dan hampir mencapai tahap putus asa. Untungnya, kemungkinan bagi mereka untuk mendapatkan kehamilan yang berakhir dengan kelahiran hidup tetap tinggi.
Keberhasilan terutama tergantung pada usia ibu dan jumlah keguguran sebelumnya.

1 komentar:

  1. pak saya mau naya: bagaimana pato fisiologi penyakit PMS seperti candida bisa mengakibatkan abortus.
    terimakasih..

    BalasHapus