Tampilkan postingan dengan label Asuhan Antenatal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Asuhan Antenatal. Tampilkan semua postingan

Minggu, 21 Agustus 2011

PERAWATAN ANTENATAL LANJUTAN

Jadwal baku kunjungan antenatal secara tradisional adalah :
  • Tiap 4 minggu dari kehamilan 0 – 32 minggu
  • Tiap 2 minggu pada kehamilan 32 – 36 minggu
  • Tiap minggu selama kehamilan 36 minggu sampai aterm
Pada setiap kunjungan antenatal dilakukan pemeriksaan baku berupa:
  1. Berat badan
  2. Pengukuran Tekanan darah
  3. Pengukuran tinggi Fundus Uteri
  4. Menghitung frekuensi dan pola detik jantung janin
  5. Pemeriksaan presentasi dan posisi janin
  6. Pemeriksaan kadar haemoglobin
  7. Pemeriksaan Glukosa
  8. Pemeriksaan Protein urine
Perawatan antenatal sekurang-kurangnya dilakukan sebanyak 4 kali :
  • Pertama kali pada kehamilan muda
  • Kedua sekitar kehamilan 28 minggu
  • Ketiga sekitar kehamilan 32 minggu
  • Kempat sekitar kehamilan aterm

KESEHATAN IBU ADALAH CERMINAN KESEHATAN JANIN
Dalam obstetri modern, kesehatan janin ditentukan berdasarkan pengamatan dan pemeriksaan secara langsung terhadap janin, namun dalam menentukan status kesehatan janin , kesehatan ibu tidak boleh diabaikan.
Kesehatan maternal adalah hal yang sangat penting bagi perkembangan janin dan harus memperoleh perhatian yang memadai selama kehamilan.

Berat Badan ibu
Berat badan sebelum kehamilan serta pertambahan berat badan selama kehamilan perlu dalam perkembangan janin.
Kenaikan berat badan selama kehamilan berkisar 11 – 12 kg.
Kenaikan berat badan yang tidak memadai merupakan cerminan dari defisit nutrisi, gangguan kesehatan atau kadar hormon tubuh yang tidak sepadan dengan proses anabolisme.
Kenaikan berat badan dan penambahan tinggi fundus uteri harus diamati secara ketat selama kehamilan.

Tekanan Darah
Tekanan darah mencerminkan keadaan sirkulasi maternal dan tekanan perfusi darah ke jaringan tubuh . Dalam keadaan normal MAP-Mean Arterial Pressure pada trimester II sedikit lebih rendah dari nilai sebelum kehamilan atau awal kehamilan.
MAP = Tekanan Diastolik + 1/3 (Tekanan Sistolik – Tekanan Diastolik )
Pada trimester III, tekanan darah pada posisi telentang yang lebih tinggi dibandingkan posisi miring merupakan pertanda adanya ancaman akan terjadinya penyakit hipertensi. Dalam keadaan normal, pada posisi telentang tekanan darah justru lebih rendah dibandingkan posisi miring kekiri.
Tinggi fundus uteri
Jarak fundus uteri diukur dengan pita pengukur (dari tepi atas simfisis sampai puncak fundus uteri ) .
Perkiraan tinggi fundus uteri diperiksa melalui palpasi abdomen (Leopold I).
Detik jantung janin
Detik Jantung Janin dapat didengarkan dengan Doppler.
Pemeriksaan DJJ meliputi frekuensi, akselerasi atau deselerasi atau keteraturan dengan menggunakan alat kardiotokografi atau diperkirakan secara tradisional dengan menggunakan fetoskop ( dihitung sebanyak 3 kali dalam jangka waktu 5 detik dan jeda selama 5 detik di kalikan 4 )
Pemeriksaan presentasi dan posisi janin
Pasien diminta mengosongkan kandung kemih dan kemudian diminta untuk berbaring telentang dengan lutut semifleksi.
Dilakukan pemeriksaan palpasi abdomen dengan tehnik LEOPOLD


PEMERIKSAAN ABDOMEN

Palpasi abdomen merupakan bagian penting dalam pemeriksaan antenatal. Ini adalah langkah paling mudah dan murah untuk menentukan adanya hambatan pertumbuhan janin, pertumbuhan berlebihan pada kasus hidramnion atau kehamilan kembar.

BATASAN LETAK JANIN

Letak : Hubungan antara sumbu panjang ibu dengan sumbu panjang janin
Misal : Letak lintang , letak memanjang , letak oblique
Sikap : Fleksi atau defleksi ( dalam keadaan normal semua persendian janin intrauterin dalam keadaan fleksi )



clip_image002


clip_image004
Presentasi : Bagian terendah janin ( presentasi kepala , presentasi sungsang )
Posisi : Orientasi dari bagian janin (denominator) dengan panggul ibu
Ubun kecil kiri depan , sacrum kiri melintang , dagu kanan depan dsb nya
Denominator :
  • Ubun ubun kecil pada presentasi belakang kepala
  • Sacrum pada presentasi sungsang
  • Dagu pada presentasi muka


Untuk kepentingan deskripsi posisi bagian terendah janin dalam panggul maka panggul dibagi menjadi 8 bagian :
clip_image006

LEOPOLD I
clip_image008Leopold I
  • Pemeriksan berdiri dikanan dan menghadap ke arah muka pasien
  • Kedua telapak tangan ditempatkan pada fundus uteri
  • Ditentukan tinggi fundus uteri dan ditentukan bagian janin yang berada di fundus uteri


LEOPOLD II
clip_image002[6]
Leopold II
  • Pemeriksa berdiri dikanan dan menghadap ke arah muka pasien
  • Kedua telapak tangan ditempatkan pada sisi kiri dan kanan uterus setinggi umbilikus
  • Ditentukan lokasi bagian punggung janin dan bagian-bagian kecil janin

LEOPOLD III
clip_image002[8]
Leopold III
  • Pemeriksaan ini dilakukan dengan perlahan oleh karena dapat menyebabkan perasaan tak nyaman bagi pasien
  • Pemeriksan berdiri dikanan dan menghadap ke arah muka pasien , Bagian terendah janin dipegang diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan.
  • Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan apakah sudah mengalami engagemen atau belum


LEOPOLD IV
clip_image002[10]
Leopold IV
  • Pemeriksan berdiri dikanan dan menghadap ke arah kaki pasien.
  • Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah janin.
  • Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus janin .
PALPASI ABDOMEN PERLIMAAN UNTUK MENENTUKAN DERAJAT DESENSUS
clip_image017
Derajat desensus yang diperiksa melalui palpasi abdomen
Pada pemeriksaan palpasi abdomen , seorang pemeriksa harus dapat menjawab 6 pertanyaan penting
1. Apakah tinggi fundus uteri sesuai dengan perkiraan usia kehamilan
clip_image019
2. Apakah janin berada pada letak memanjang
clip_image021
3. Bagaimana presentasi janin dalam uterus
Presentasi adalah bagian terendah janin yang menempati bagian bawah uterus.
Pada kehamiolan sekitar 30 minggu , 25%janin berada pada presentasi sungsang.
Setelah kehamilan 32 minggu, janin normal akan berada pada presentasi kepala
clip_image023
4. Apakah janin berada pada presentasi vertex ( belakang kepala)
clip_image025
  • Fleksi kepala sempurna
  • Dagu menempel bagian depan dada
  • Bagian terendah subocciput
  • Presentasi normal pada persalinan fisiologis per vagina.
clip_image027
  • Kelainan sikap defleksi : Hiperekstensi kepala
  • Bagian terendah janin muka
  • Denominator : dagu
  • Pada dagu posterior tidak mungkin terjadi persalinan spontan pervaginam pada janin aterm
5. Bagaimana posisi janin
Posisi adalah hubungan antara bagian terendah janin (denominator ) dengan panggul ibu

clip_image029

Bila janin pada posisi posterior ( occiput berputar kearah sacrum dan muka janin berputar kedepan ) maka persalinan akan berlangsung lebih lama
Pada presentase belakang kepala (vertex) yang terjadi pada proses persalinan normal per vaginam maka ubun ubun kecil berada dibagian anterior.
clip_image031

6. Apakah kepala sudah engage
Yang dimaksud dengan engagemen adalah desensus diamater biparietal melalui pintu atas panggul
Cara paling mudah untuk menentukan jumlah bagian kepala yang masih berada diatas pintu atas panggul adalah dengan menilai berapa jari bagian kepala janin masih diatas simfisis. Bila kepala sudah engage, maka bagian kepala yang masih ada diatas simfisis adalah 2 jari ( 2/5 ) atau kurang.
clip_image033
Engagemen biasanya terjadi saat inpartu dan apakah bagian terendah sudah masuk dalam pintu atas panggul atau belum dan sampai berapa jauh masuknya bagian terendah janin (presentasi) dalam pintu atas panggul digunakan pemeriksaan Leopold IV.
clip_image035
Bagian terendah janin sudah masuk PAP Bagian terendah janin masih belum masuk PAP

PEMERIKSAAN VAGINA SELAMA KEHAMILAN

Pemeriksaan Vaginal Toucher selama kehamilan:
  • Memeriksa kemungkinan adanya tumor uterus atau ovarium
  • Identifikasi bagian terendah janin
  • Menilai maturitas servik saat kehamilan aterm
  • Menilai kapasitas panggul :
    • Menilai adanya penonjolan spina ischiadica
    • Mengukur conjugata diagonalis
    • Mengukur distansia intertuberosum
clip_image037


Mengukur conjugata diagonalis :
clip_image039


Menilai kapasitas pintu bawahpanggul : ( Distansia Interspinarum )
clip_image041

Sabtu, 17 Oktober 2009

Anamnesa dan Pemeriksaan Obstetri

dr.Bambang Widjanarko,SpOG

image
ANAMNESA & PEMERIKSAAN OBSTETRI
Keluhan utama yang pada umumnya menyebabkan ibu hamil mengunjungi sarana pelayanan kesehatan IBU dan ANAK adalah:
  1. Berhubungan dengan masalah kehamilan
    1. Memastikan adanya dugaan kehamilan.
    2. Ingin mengetahui usia kehamilan.
    3. Mual, muntah dan atau nyeri kepala.
    4. Perdarahan pervaginam.
    5. Keluar cairan pervaginam (air ketuban, leukorea?)
    6. Merasakan gerakan anak yang kurang atau bahkan tidak bergerak.
    7. Merasa akan melahirkan (inpartu).
  2. Berhubungan dengan penyakit yang menyertai kehamilan
    1. Penyakit infeksi.
    2. Penyakit sistemik atau penyakit kronis yang sudah dirasakan sebelum kehamilan ini.
Berdasarkan atas keluhan utama diatas, dokter harus dapat mengembangkan anamnesa dan pemeriksaan fisik lanjutan untuk menentukan status kesehatan penderita dalam rangka perencanaan pengelolaan kasus lebih lanjut.
Sebelum memberikan pelayanan, klien harus dimintai persetujuannya ( “informed consent” ) untuk mencegah terjadinya konflik masalah etik pada kemudian hari.
Pelayanan antenatal bertujuan untuk mengetahui status kesehatan ibu hamil, konseling persiapan persalinan, penyuluhan kesehatan, pengambilan keputusan dalam rujukan dan membimbing usaha untuk membangun keluarga sejahtera.
Kunjungan pertama merupakan kesempatan untuk menumbuhkan rasa percaya ibu sehingga dia merasa nyaman untuk membicarakan masalah dirinya kepada dokter.
Rasa nyaman dapat ditumbuhkan pada diri pasien bila :
  1. Pemeriksaan dilakukan ditempat yang tertutup, bersifat pribadi dengan kerahasiaan yang terjaga dengan baik.
  2. Apa yang dikatakan oleh ibu didengar dan diperhatikan secara baik.
  3. Pasien diperlakukan dengan penuh rasa hormat.
1. ANAMNESA
  1. Identitas pasien
    1. Nama , alamat dan usia pasien dan suami pasien.
    2. Pendidikan dan pekerjaan pasien dan suami pasien.
    3. Agama, suku bangsa pasien dan suami pasien.
  2. Anamnesa obstetri
    1. Kehamilan yang ke …..
    2. Hari pertama haid terakhir-HPHT ( “last menstrual periode”-LMP )
    3. Riwayat obstetri:
      1. Usia kehamilan : ( abortus, preterm, aterm, postterm ).
      2. Proses persalinan ( spontan, tindakan, penolong persalinan ).
      3. Keadaan pasca persalinan, masa nifas dan laktasi.
      4. Keadaan bayi ( jenis kelamin, berat badan lahir, usia anak saat ini ).
    4. Pada primigravida :
      1. Lama kawin, pernikahan yang ke ….
      2. Perkawinan terakhir ini sudah berlangsung …. Tahun.
  3. Anamnesa tambahan:
    • Anamnesa mengenai keluhan utama yang dikembangkan sesuai dengan hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan (kebiasaan buang air kecil / buang air besar, kebiasaan merokok, hewan piaraan, konsumsi obat-obat tertentu sebelum dan selama kehamilan).
2. PEMERIKSAAN FISIK
  1. Pemeriksaan fisik umum
    1. Kesan umum (nampak sakit berat, sedang), anemia konjungtiva, ikterus, kesadaran, komunikasi personal.
    2. Tinggi dan berat badan.
    3. Tekanan darah, nadi, frekuensi pernafasan, suhu tubuh.
    4. Pemeriksaan fisik lain yang dipandang perlu.
  2. Pemeriksaan khusus obstetri
    1. Inspeksi :
      1. Chloasma gravidarum.
      2. Keadaan kelenjar thyroid.
      3. Dinding abdomen ( varises, jaringan parut, gerakan janin).
      4. Keadaan vulva dan perineum.
    2. Palpasi
      1. Maksud untuk melakukan palpasi adalah untuk :
        1. Memperkirakan adanya kehamilan.
        2. Memperkirakan usia kehamilan.
        3. Presentasi - posisi dan taksiran berat badan janin.
        4. Mengikuti proses penurunan kepala pada persalinan.
        5. Mencari penyulit kehamilan atau persalinan.
PALPASI ABDOMEN PADA KEHAMILAN
Tehnik :
  1. Jelaskan maksud dan tujuan serta cara pemeriksaan palpasi yang akan saudara lakukan pada ibu.
  2. Ibu dipersilahkan berbaring telentang dengan sendi lutut semi fleksi untuk mengurangi kontraksi otot dinding abdomen.
  3. Leopold I s/d III, pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan berdiri disamping kanan ibu dengan menghadap kearah muka ibu ; pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa berbalik arah sehingga menghadap kearah kaki ibu.
clip_image002[12]
Leopold I






  1. Leopold I :
    • Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus uteri.
    • Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan.
    • Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus ( bokong atau kepala atau kosong ).
clip_image002[14]
Leopold II
  1. Leopold II :
    • Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai disamping kiri dan kanan umbilikus.
    • Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut jantung janin nantinya.
    • Tentukan bagian-bagian kecil janin.
clip_image002[18]
Leopold III
  1. Leopold III :
    • Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat menyebabkan perasaan tak nyaman bagi pasien.
    • Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan.
    • Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan apakah sudah mengalami engagemen atau belum.
clip_image002[20]
Leopold IV
  1. Leopold IV :
    • Pemeriksa merubah posisinya sehingga menghadap ke arah kaki pasien.
    • Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah janin.
    • Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus janin.
clip_image002[22]
Menentukan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan usia kehamilan berdasarkan parameter tertentu ( umbilikus, prosesus xyphoideus dan tepi atas simfisis pubis)

VAGINAL TOUCHER PADA KASUS OBSTETRI

Indikasi vaginal toucher pada kasus kehamilan atau persalinan:
  1. Sebagai bagian dalam menegakkan diagnosa kehamilan muda.
  2. Pada primigravida dengan usia kehamilan lebih dari 37 minggu digunakan untuk melakukan evaluasi kapasitas panggul (pelvimetri klinik) dan menentukan apakah ada kelainan pada jalan lahir yang diperkirakan akan dapat mengganggu jalannya proses persalinan pervaginam.
  3. Pada saat masuk kamar bersalin dilakukan untuk menentukan fase persalinan dan diagnosa letak janin.
  4. Pada saat inpartu digunakan untuk menilai apakah kemajuan proses persalinan sesuai dengan yang diharapkan.
  5. Pada saat ketuban pecah digunakan untuk menentukan ada tidaknya prolapsus bagian kecil janin atau talipusat.
  6. Pada saat inpartu, ibu nampak ingin meneran dan digunakan untuk memastikan apakah fase persalinan sudah masuk pada persalinan kala II.
Tehnik
Vaginal toucher pada pemeriksaan kehamilan dan persalinan:
  1. Didahului dengan melakukan inspeksi pada organ genitalia eksterna.
  2. Tahap berikutnya, pemeriksaan inspekulo untuk melihat keadaan jalan lahir.
  3. Labia minora disisihkan kekiri dan kanan dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri dari sisi kranial untuk memaparkan vestibulum.)clip_image002[24]
  4. Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan dalam posisi lurus dan rapat dimasukkan kearah belakang - atas vagina dan melakukan palpasi pada servik.clip_image002[26]
    1. Menentukan dilatasi (cm) dan pendataran servik (prosentase).
    2. Menentukan keadaan selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah, bila sudah pecah tentukan :
      1. Warna
      2. Bau
      3. Jumlah air ketuban yang mengalir keluar
    3. Menentukan presentasi (bagian terendah) dan posisi (berdasarkan denominator) serta derajat penurunan janin berdasarkan stasion. clip_image002[28]
    4. Menentukan apakah terdapat bagian-bagian kecil janin lain atau talipusat yang berada disamping bagian terendah janin (presentasi rangkap – compound presentation).
    5. Pada primigravida digunakan lebih lanjut untuk melakukan pelvimetri klinik :
      1. Pemeriksaan bentuk sacrum
      2. Menentukan apakah coccygeus menonjol atau tidak.
      3. Menentukan apakah spina ischiadica menonjol atau tidak.
      4. Mengukur distansia interspinarum.
      5. Memeriksa lengkungan dinding lateral panggul.
      6. Meraba promontorium, bila teraba maka dapat diduga adanya kesempitan panggul (mengukur conjugata diagonalis).
      7. Menentukan jarak antara kedua tuber ischiadica.
Auskultasi
  • Auskultasi detik jantung janin dengan menggunakan fetoskop de Lee.
  • Detik jantung janin terdengar paling keras didaerah punggung janin.
  • Detik jantung janin dihitung selama 5 detik dilakukan 3 kali berurutan selang 5 detik sebanyak 3 kali.
  • Hasil pemeriksaan detik jantung janin 10 – 12 – 10 berarti frekuensi detik jantung janin 32 x 4 = 128 kali per menit.
  • Frekuensi detik jantung janin normal 120 – 160 kali per menit.


PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK
  • Pemeriksaan laboratorium rutin (Hb dan urinalisis serta protein urine).
image
  • Pemeriksaan laboratorium khusus.
  • Pemeriksaan ultrasonografi.
  • Pemantauan janin dengan kardiotokografi.
  • Amniosentesis dan Kariotiping.
10 KESIMPULAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN:
Sebagai kesimpulan hasil pemeriksaan kehamilan harus disebutkan 10 hal berikut dibawah ini :
  1. Hamil atau tidak hamil ( berdasarkan tanda pasti kehamilan ).
  2. Primigravida atau multigravida.
    • G (gravida ) ………P(para) 1 – 2 – 3 – 4.
      1. Jumlah partus aterm (> 37 minggu/ berat anak > 2500 g).
      2. Jumlah partus preterm (22 – 37 minggu / berat anak < 2500g )
      3. Jumlah abortus ( < 20 minggu ).
      4. Jumlah anak hidup saat ini.
  3. Anak hidup atau mati.
  4. Usia kehamilan ( aterm / preterm ……… minggu ).
  5. Letak anak :
    1. Situs : misalnya situs longitudinal.
    2. Habitus : misalnya fleksi.
    3. Posisi : misalnya punggung kiri dengan ubun-ubun kecil kiri melintang.
    4. Presentasi : misalnya presentasi belakang kepala.
  6. Kehamilan intra atau ekstrauterin.
  7. Hamil tunggal atau kembar.
  8. Inpartu atau tidak  ( sebutkan tahapan persalinan)
  9. Keadaan jalan lahir : tumor jalan lahir, hasil pemeriksaan pelvimetri klinik, cacat rahim pasca sectio caesar atau miomektomi intramural.
  10. Keadaan umum ibu :
    1. Komplikasi atau penyakit penyakit yang menyertai kehamilan atau persalinan ( misal: pre – eklampsia, anemia , hepatitis dsb nya )
    2. Komplikasi persalinan ( misal : “secondary arrest” , kala II memanjang, gawat janin )

DIAGNOSA :
  1. Diagnosa ibu :
    • misalnya :
    • G 1 P 0000 inpartu kala I fase aktif
    • (Penyulit kehamilan) Pre eklampsia berat dan anemia gravidarum
  2. Diagnosa anak :
    • Misalnya : janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi belakang kepala.
TERAPI / SIKAP / TINDAKAN / RENCANA TINDAKAN & TINDAK LANJUT :
Misalnya :
  • Pasang infuse dan dauer katheter
  • Pemberian Mg SO4 dosis bolus dan dosis pemeliharaan
  • Observasi keadaan umum ibu (tekanan darah dan pernafasan , gejala subjektif, kejang, kesadaran, produksi urine
  • Observasi kemajuan persalinan ( detik jantung janin, kontraksi uterus, penurunan janin dan tanda-tanda ruptura uteri iminen - lingkaran Bandl)
  • Antisipasi terjadinya perdarahan pasca persalinan ( oleh karena pemberian MgSO4 dan adanya anemia gravidarum )
  • Buat partograf
  • Evaluasi 4 jam
  • Bila kemajuan persalinan berlangsung dengan normal, direncanakan untuk melakukan persalinan pervaginam dengan mempercepat persalinan kala II menggunakan ekstraksi cunam atau vakum.


PROGNOSA: penentuan prognosa meliputi prognosa ibu dan anak
Prinsip Obstetri :
  1. Primum non nocere : merupakan sesuatu yang teramat penting adalah tidak membuat keadaan menjadi semakin buruk
  2. Non vi sed arte : melakukan tindakan medis bukan dengan kekuatan fisik namun dengan ketrampilan
Penolong persalinan yang baik bukan hanya sekedar terampil dalam melakukan tindakan, akan tetapi juga yang mampu untuk mencegah terjadinya penyulit kehamilan dan atau persalinan dengan melakukan perawatan antenatal secara baik dan benar.

INGAT !!!
PEMERIKSAAN ANTENATAL YANG BURUK DAN DIKERJAKAN SECARA SEMBARANGAN JAUH LEBIH BURUK DIBANDINGKAN DENGAN TANPA PEMERIKSAAN ANTENATAL SAMA SEKALI




Sumber Bacaan :
Departemen Kesehatan RI : “Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar Berbasis Hak Asasi Manusia dan Keadilan Gender” Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Direktorat Bina Kesehatan Keluarga 2004.

Minggu, 30 Agustus 2009

KELUHAN UMUM SELAMA KEHAMILAN

Keluhan yang sering muncul dalam kehamilan dapat dikurangi dengan penyuluhan kesehatan dan bila sangat diperlukan dapat diberikan terapi.
Keluhan subjektif :
  • rasa lesu
  • mengantuk
  • nyeri kepala
Keadaan ini disebabkan oleh vasodilator perifer pada kehamilan muda sehingga menyebabkan hipotensi
Mual dan muntah
  • Terutama di pagi hari
  • Disebabkan oleh tingginya kadar estrogen dan atau hCG
  • Kasus ringan dapat diatasi dengan makan sedikit tapi sering , menghindari makanan berlemak, pedas dan asam
Konstipasi :
  • Terutama akibat efek relaksasi otot polos progesteron
  • Absorbsi air di usus meningkat

Ptialismus
Hipersalivasi berlebihan dapat diatasi dengan pemberian extractum belladona 8 – 15 mg 4 dd 1.

Pica
  • Dapat mengganggu status gizi.
  • Diatasi dengan penjelasan yang memadai mengenai arti penting dan manfaat nutrisi yang baik selama kehamilan

Gangguan miksi
  • Bendungan vaskular pada vesika urinaria dan adanya perubahan hormon dapat merubah fungsi vesica urinaria.
  • Pada kehamilan lanjut, akibat pembesaran uterus dan tekanan bagian terendah janin yang menyebabkan penurunan kapasitas vesika urinaria dapat menyebabkan keluhan miksi semakin bertambah.
  • Disuria dan hematuria merupakan tanda adanya infeksi sehingga diperlukan tindakan diagnostik lebih lanjut dan pemberian terapi.
Varices
Varises dapat muncul ditungkai atau vulva , terjadi akibat aliran balik vena yang terganggu oleh uterus yang membesar. Dapat diatasi dengan penggunaan “stockings” elastis dan meninggikan tungkai saat istirahat.
Terapi spesifik ( injeksi atau pembedahan) pada varises adalah merupakan kontraindikasi selama kehamilan. Varises superfisial dapat merupakan tanda adanya penyakit vena dan harus dievaluasi untuk mencegah kemungkinan trombosis.
Oedema
  • Edema generalisata yang meliputi tangan dan muka dapat merupakan tanda terjadinya preeklampsia – eklampsia.
  • Edema saat kehamilan merupakan akibat dari retensi cairan dibawa pengaruh hormon ovarium-plasenta dan steroid.
  • Pengangkatan tungkai dan ibu dalam keadaan miring dapat memperbaiki sirkulasi.
  • Pemberian diuretik merupakan kontraindikasi selama kehamilan.


Nyeri sendi , nyeri panggul dan tekanan panggul
  • Ibu hamil sering mengeluh adanya “unstable pelvis” yang menimbulkan rasa nyeri. Penggunaan korset sekitar paha dan istirahat dapat mengurangi rasa nyeri tersebut.
  • Nyeri punggung terutama saat berbaring disebabkan oleh ketegangan otot punggung yang mengalami kontraksi terus menerus selama pasien berdiri untuk mempertahankan keseimbangan dan posisi tubuh akibat perut yang membesar.
  • Bantal punggung hangat dan menggosok punggung dapat mengurangi keluhan tersebut.
Kejang tungkai bawah
  • Kejang pada tungkai dapat disebabkan oleh kadar kalsium yang rendah atau kenaikan kadar fosfor.
  • Terapi : suplemen yang mengandung calcium phosphate, calcium carbonat atau calcium lactat.
  • Aluminium hidroksida 8 ml 3 dd 1 sebelum makan dapat memperbaiki absorbsi fosfat dan calcium.
  • Terapi simptomatik: masase, terapi panas lokal dan menggerakkan tungkai secara pasif.


Tangan dirasa ketat dan kebas
  • Acrodyesthesia dikeluhkan oleh 5% wanita hamil. Penyebab keadaan ini adalah sindroma “plexus brachialis traction” . Keluhan dirasakan saat pagi dan malam hari sebagai suatu anestesia parsial dan ganggguan propriosepsi manual.
  • Keluhan dapat juga disebabkan oleh sindroma carpal-tunnel.
cOMMON COMPLAIN 3

Keputihan :
Sekresi berlebihan dari lendir servik dan peningkatan vaskularitas vagina menyebabkan pengeluaran cairan keputihan dari vagina selama kehamilan. Hal ini tidak perlu dipermasalahkan dan dapat diatasi dengan senantiasa menjaga kebersihan ( mencuci vulva setelah buang air kecil, menjaga agar kelembaban vulva tidak menjadi semakin bertambah )
Komplikasi yang sering terjadi adalah infeksi dengan candida albican. Hal ini dipermudah dengan meningkatnya kelembaban dan suhu genitalia ibu hamil serta meningkatnya glikogen vagina sehingga baik bagi pertumbuhan jamur. Keluhan utama berupa keluarnya cairan vagina berlebihan disertai rasa gatal dan pedih. Pada kasus ini harus dilakukan pemeriksaan hapusan vagina.
Infeksi dengan trichomonas vaginalis juga sering terjadi.
Selama kehamilan juga sering terjadi vaginosis bakterial dan kejadian ini sering berkaitan dengan persalinan preterm.
Terapi candidiasis dan trichomoniasis adalah dengan clotrimazole intravagina. Meskipun tidak mengatasi infeksi pada kehamilan tetapi terapi dapat meringankan gejala dan menurunkan kemungkinan infeksi pada janin.


MASALAH KHUSUS DALAM KEHAMILAN

Masalah khusus selama kehamilan
Hubungan Seksual
  • Pada dasarnya hubungan seksual selama kehamilan dapat dilakukan kecuali bila rjadi keadaan yang patologis.
  • Hubungan seksual sebaiknya dilakukan dengan hati-hati terutama pada kehamilan 32 – 36 minggu untuk menghindari terjadinya persalinan preterm .
  • Hubungan seksual selama kehamilan sebaiknya dibatasi atau tidak diperkenankan pada kasus :
    1. Abortus iminen
    2. Riwayat persalinan prematur
    3. Ketuban pecah dini



“Berendam dan berenang”
Merendam tubuh dalam air biasanya tidak akan menyebabkan masuknya air kedalam vagina. Berenang boleh dilakukan selama kehamilan.
Pada kehamilan trimester akhir, terdapat gangguan keseimbangan tubuh ibu sehingga harus hati-hati agar tidak terjadi kecelakaan saat mandi di “shower” atau di kamar mandi.


“Douching”
Tidak perlu dilakukan selama kehamilan dan merupakan tindakan yang membahayakan bagi kesehatan ibu dan kehamilannya .



Perawatan gigi
Selama kehamilan sering terjadi hipertrofi dan perdarahan gusi. Prosedur dental umum dengan atau tanpa anestesi lokal (proses tumpatan pada gigi) dapat dilakukan setiap saat dalam kehamilan.
Prosedur dental yang memakan waktu lama (pembedahan minor pada pengangkatan gigi molar III) sebaiknya ditunda sampai trimester II
Antibiotika dan analgesia dapat diberikan untuk terapi abses gigi .




Imunisasi
Vaksinasi dengan virus hidup harus dihindarkan selama kehamilan.
American College Of Obstetrician and Gynecology memberikan rekomendasi pemberian imunisasi toksoid difteri dan tetanus selama kehamilan bila terdapat resiko terpapar pada penyakit yang bersangkutan.
Pada pasien resiko tinggi dapat diberikan vaksinasi Hepatitis B.
Vaksin campak, varicella , rubela dan parotitis diberikan 3 bulan sebelum kehamilan.
Pemberian imunoglobulin diberikan pada pasien hamil yang terpapar dengan campak, hepatitis A dan B, tetanus, varicella atau rabies.


Pakaian
Pada kehamilan lanjut sebaiknya dikenakan pakaian hamil konvensional yang longgar dan penutup dada dengan ukuran yang tepat. Korset khusus untuk kehamilan jarang diperlukan kecuali untuk mengatasi rasa nyeri punggung dan kekendoran dinding abdomen yang terlampau hebat.
Wanita hamil sebaiknya mengenakan sepatu beralas rata dan bukan bertumit tinggi.


Olahraga
Wanita hamil boleh melakukan aktivitas olah raga sedang, namun harus diimbangi dengan istirahat 1 – 2 jam disiang hari.
Olah raga berbahaya atau olah raga berat harus dihindarkan selama kehamilan.
Senam aerobik yang diikuti sebaiknya yang diperuntukkan bagi wanita hamil.
Target nadi harus sesuai dengan usia dan berat badan. Perhatikan keamanan persendian saat melakukan olah raga.


Pekerjaan
Wanita hamil harus diberi kesempatan untuk melanjutkan kegiatan profesinya selama kehamilan dengan catatan bahwa kegiatan profesi tersebut tidak membahayakan bagi proses kehamilannya. Pekerjaan yang memerlukan kegiatan fisik berlebihan harus dinilai oleh ahli obstetri atau ahli kesehatan kerja secara cermat.
Kegiatan fisik ibu hamil berlebihan dapat meningkatkan kebutuhan oksigen dan cadangan jantung yang menyebabkan berkurangnya aliran uteroplasenta.


“Travelling”
Berpergian jauh dengan mobil, kereta api atau pesawat terbang pada umumnya tidak mengganggu kehamilan
Wanita hamil sebaiknya menghindari berpergian jauh dan memakan waktu lama, terutama pada pasien dengan riwayat abortus, persalinan preterm, dan perdarahan pervaginam.

NUTRISI DALAM KEHAMILAN

Nutrisi ibu sejak konsepsi adalah faktor penting dalam perkembangan metabolisme janin dan kesehatan janin selanjutnya.
Ibu hamil diminta untuk mendapatkan nutrisi yang seimbang dan dapat memenuhi kebutuhan zat besi, asam folat, kalsium dan zink.
Kebutuhan kalori wanita dengan berat badan 58 kg ± 2300 kcal per hari; dalam keadaan hamil kebutuhan tambahan adalah 300 kcal perhari dan saat menyusui 500 kcal perhari (perhatikan tabel dibawah)
clip_image002


Peningkatan Berat Badan
American College Of Obstetricians and Gynecologist menyarankan peningkatan berat badan sebesar 11.5 – 16 kg pada kehamilan tunggal.
Wanita hamil obese atau yang kenaikan berat badannya selama kehamilan sangat besar, memiliki resiko melahirkan janin makrosomik ; wanita hamil yang berat badannya kurang atau kenaikan berat badannya selama kehamilan sangat kurang, memiliki resiko untuk melahirkan janin SGA (small-for-gestational age).



Komponen berat badan ibu :
Janin = 3500 gram
Plasenta-cairan amnion dan uterus = 650 – 900 gram
Cairan interstisiil dan darah = masing-masing sebesar 1200 – 1800 gram
Payudara = 400 gram
Lemak ibu = 1640 gram




KEBUTUHAN NUTRISI



clip_image004





A. Protein
Kebutuhan protein pada paruh kedua kehamilan 1 gram/Kg + 20 gram perhari ( total kebutuhan perhati ± 80 gram )
Protein terutama diperlukan untuk pertumbuhan janin


B. Kalsium
Asupan kalsium pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan masa laktasi ditambah sebesar 1.5 gram perhari.
Kekurangan kalsium akan menyebabkan demineralisasi tulang ibu.


C. Zat besi
Pada wanita hamil dan laktasi disarankan penambahan asupan zat besi sebesar 30 – 60 mg perhari.
Selama kehamilan, diperkirakan 300 – 500 mg zat besi yang diberikan pada janin.


D. Vitamin & Mineral
Preparat Vitamin & Mineral diberikan bukan sebagai pengganti asupan makanan yang normal.
Asam folat berguna untuk mengurangi kejadian NTD’s dan diberikan dengan dosis 4 mg perhari pada ibu dengan riwayat melahirkan anak dengan NTD’s 3 bulan sebelum kehamilan dan dilanjutkan sampai sekurang-kurangnya kehamilan 12 minggu.
Pada kehamilan normal, asam folat diberikan dengan dosis 0.4 mg perhari
Pada pasien vegetarian dan penderita anemia megaloblastik diperlukan suplemen Vitamin B12.


Diet rendah garam
Makanan yang mengandung sedikit natrium tidak membahayakan kehamilan.
Diet rendah garam merupakan hal yang harus dihindari oleh karena dapat membahayakan ibu hamil.
Tidak ada bukti bahwa kenaikan berat badan yang terlalu cepat pada preeklampsia dapat dikendalikan dengan diet rendah garam.

KUNJUNGAN ANTENATAL PERTAMA

Seharusnya seorang wanita memeriksakan kehamilannya sedini mungkin untuk maksud yang sudah disebutkan dan untuk memperkirakan setepat mungkin usia kehamilan dan tanggal perkiraan persalinan.
Setelah pemeriksaan pertama kehamilan, dibuat perencanaan mengenai langkah – langkah pemeriksaan kehamilan lanjutan dan persiapan menghadapi persalinan
ANAMNESA :
1. RIWAYAT MENSTRUASI
  • Hari pertama haid terakhir
  • Lama dan regularitas siklus menstruasi
  • Riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal
2. RIWAYAT MEDIS
  • Riwayat pembedahan terutama prosedur ginekolog
  • Masalah anaestesi – kesulitan intubasi
  • Tranfusi darah ( dimana, kapan dan mengapa )
  • Alergi
  • Gangguan medik
  • Obat obat dan alergi obat
  • Tromboemboli
  • Kesehatan mental
3. RIWAYAT KELUARGA
  • Hipertensi
  • Diabetes
  • Kelainan kongenital
  • Kehamilan kembar
  • Trombo emboli
4. RIWAYAT SOSIAL
  • Situasi rumah , keluarga dan lingkungan
  • Status perkawinan
  • Status pekerjaan
  • Alkohol
  • Merokok
  • Penyalahgunaan obat
5. RIWAYAT OBSTETRI
  • Riwayat kehamilan, persalinan , nifas pada kehamilan yang telah lalu
  • Riwayat hasil kehamilan , jumlah anak , usia dan gender
  • Menentukan status kehamilan sekarang :
Usia gestasi : usia kehamilan yang dinyatakan dalam minggu dan dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT).
Usia janin : usia kehamilan yang dihitung sejak saat implantasi.
Gravid : hamil dan graviditas adalah jumlah total kehamilan (normal atau tak normal)
Paritas : jumlah persalinan mati atau hidup.
Graviditas dan paritas dalam kasus kehamilan/persalinan dinyatakan dalam :
G : … P(aritas) 1234
  • Jumlah persalinan aterm
  • Jumlah persalinan prematur/immatur
  • Jumlah abortus
  • Jumlah anak hidup

6. RIWAYAT KONTRASEPSI
  • Metode yang digunakan
  • Bila kontrasepsi hormonal : kapan dihentikan
  • Apakah ini kehamilan yang direncanakan
  • Waktu yang dibutuhkan sejak menginginkan kehamilan sampai terjadi kehamilan

7. FAKTOR RESIKO TINGGI
Tidak ada batasan umum yang dapat diterima semua pihak mengenai “kehamilan resiko tinggi”. Secara umum . dapat dikatakan bahwa ‘kehamilan resiko tinggi” adalah satu keadaan dimana dalam keadaan hamil :
    • Seorang wanita atau janinnya dalam situasi tertentu sehingga mudah menderita sakit tertentu atau meninggal
    • Kemungkinan terjadinya komplikasi penyakit lebih mudah terjadi dibandingkan dalam keadaan tidak hamil
Beberapa keadaan atau karakteristik yang dinamakan sebagai faktor resiko. Seorang dokter mengindentifikasi dan menilai faktor tersebut untuk menentukan derajat resiko pada wanita hamil tertentu atau janinnya sehingga dapat mengantisipasi dengan memberikan perawatan yangdiperlukan wanita hamil yang bersangkitan secara memadai.



Faktor Resiko Sebelum Kehamilan
Beberapa faktor resiko sudah ada sebelum seorang wanita menjadi hamil. Faktor resiko terdiri dari sejumlah karateristik fisik dan sosial wanita yang bersangkutan, masalah yang terjadi pada kehamilan sebelumnya dan beberapa kelainan tertentu yang sudah terjadi sebelumnya.
Karakteristik Fisik :
USIA
Usia 15 tahun atau kurang – Kehamilan pada usia yang amat muda ini memiliki beberapa resiko kehamilan , resiko ini akan menjadi sangat tinggi terutama bila pasien berasal dari kalangan sosial ekonomi rendah dimana akses pada pelayanan kesehatan amat terbatas.
  • Preeklampsia atau eklampsia
  • Persalinan preterm
  • Anemia
  • Bayi dengan berat badan lahir rendah
  • Distosia
Usia 35 tahun atau lebih – Kehamilan pada rentang usia ini rentan terhadap beberapa masalah kesehatan yang bersifat menahun seperti hipertensi, diabetes gestasional, memili janin dengan kelainan kromosom ( sindroma Down ), dan melahirkan janin mati.
Selain itu kehamilan pada usia “ tua “ sering mengalami komplikasi kehamilan dan persalinan seperti misalnya :
  • Pre eklampsia eklampsia
  • Solusio plasenta
  • Plasenta previa
  • Distosia


BERAT BADAN
Berat badan kurang dari 50 kg – wanita hamil dengan berat badan yang kurang dari 50 kg sebelum kehamilan cenderung memiliki janin dengan kecil masa kehamilan dan persalinan preterm.

Obesitas – wanita hamil dengan berat badan yang amat berlebihan cenderung :
  • Memiliki bayi yang besar
  • Mengalami persalinan sulit
  • Menderita diabetes gestasional
  • Memiliki tekanan darah tinggi
  • Menderita pre eklampsi
  • Mengalami kehamilan postmatur ( lebih dari 42 minggu )
  • Menjalani persalinan dengan sectio caesar


TINGGI BADAN
Tinggi badan < 145 cm – Wanita dengan tinggi badan kurang dari 145 cm cenderung memiliki panggul dengan ukuran sempit sehingga gerakan janin melalui panggul dan vagina selama persalinan menjadi sulit. Komplikasi kehamilan dan persalinan :
  • Distosia bahu
  • Persalinan preterm
  • PJT – Pertmbuhan janin terhambat


ABNORMALITAS ORGAN REPRODUKSI
Abnormalitas struktur uterus atau servik antara lain uterus duplek – inkompetensia servik – mioma uteri – kista ovarium dapat meningkatkan resiko terjadinya kesulitan kehamilan persalinan sebagai berikut :
  • Persalinan sulit
  • Abortus
  • Posisi abnormal
  • Persalinan dengan sectio caesar


KARAKTERISTIK SOSIAL
Wanita tidak menikah - Sosial ekonomi rendah – meningkatkan resiko kehamilan dan persalinan. Alasan yang dapat menjelaskan hal ini sangat tidak jelas namun seringkali terkait erat dengan karakteristik lain yang dijumpai pada wanita yang masuk kedalam kelompok ini. Sebagai misalnya mereka lebih banyak merokok atau minum alkohol dibandingkan mengkonsumsi diet yang sehat, jauh dari jangkauan aparat kesehatan, cenderung memiliki gangguan psikologi dan emosi yang tinggi .


MASALAH PADA KEHAMILAN DAN PERSALINAN SEBELUMNYA
Pada wanita dengan riwayat buruk pada kehamilan atau persalinan yang lalu ( “ bad obstetric history “) cenderung akan mengalami peristiwa obstetrik ulangan serupa pada kehamilan yang berikutnya. Masalah tersebut antara lain :
  • Bayi preterm
  • Bayi dengan berat badan lahir rendah
  • Bayi dengan kelainan kongenital
  • Abortus
  • Persalinan posmatur
  • Persalinan dengan bayi besar
  • Inkompatibilitas Rhesus yang memerlukan tranfusi pada neonatus
  • Persalinan dengan sectio caesar
  • Persalinan yang berakhir dengan stillbirth ( kematian sekitar persalinan )
  • Perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri



FAKTOR RESIKO YANG TERJADI SELAMA KEHAMILAN
clip_image001clip_image001[1]clip_image001[2] Selama kehamilan, dapat terjadi masalah atau kondisi yang berkembang sehingga kehamilan menjadi memiliki resiko tinggi. Seperti misalnya wanita hamil yang terpapar pada bahan material tertentu yang bersifat teratogen seperti bahan kimia tertentu, obat, infeksi . Atau terjadi gangguan tertentu yang terkait dengan kehamilan itu sendiri.
Obat – obat / bahan yang berpengaruh terhadap janin :
  • Isotretinoin – obat jerawat
  • Antikonvulsan – lithium
  • Antibiotika – streptomycin , kanamycin an tetracyclin
  • Thalidomid
  • Warfarin
  • ACE (angistensin converting enzym) inhibitor – bila dikonsumsi pada trimester ke II dan III
  • Blokade asam folat – methotrexate , trimethoprim
  • Alkohol – sindroma fetal alcohol
  • Cocain – solusio plasenta, persalinan preterm dan stillbirth
  • Merokok – persalinan preterm, plasenta previa, solusio plasenta, ketuban pecah dini, pertumbuhan janin terhambat – PJT , gangguan kepribadian anak dan mental retardasi.
KOMPLIKASI KEHAMILAN YANG TIDAK BERKAITAN LANGSUNG DENGAN KEHAMILAN
  • Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi
  • Penyakit yang memerlukan pembedahan abdomen
  • Penyakit akibat perubahan yang terjadi selama kehamilan :
    • Tromboemboli
    • Anemia
    • Infeksi traktus urinarius
KOMPLIKASI KEHAMILAN YANG BERKAITAN LANGSUNG DENGAN KEHAMILAN
Penyakit atau kelainan yang dapat berpengaruh secara langsung pada ibu dan anak selama kehamilan dan persalinan.
  • Plasenta previa
  • Solusio plasenta
  • Kelainan letak






PEMERIKSAAN FISIK PADA KUNJUNGAN PERTAMA
clip_image003
Gambar diatas memperlihatkan pemeriksaan yang dianjurkan untuk dilakukan pada pemeriksaan kehamilan. Namun dengan kecenderungan spesialistik yang semakin meningkat maka pemeriksaan auskultasi jantung dan paru serta pemeriksaan gigi dan payudara sudah tak lagi dilakukan di klinik antenatal oleh karena pemeriksaan tersebut masuk kedalam sistem medik yang lain
Sejumlah aspek pemeriksaan pertama obstetrik yang sebelumnya rutin dikerjakan sebagai bagian dari pemeriksaan sudah tidak lagi dikerjakan oleh klinik anatenatal seperti misalnya pemeriksaan hapusan papaniculoau dan pemeriksaan vaginal , namun pada sebagian kasus pemeriksaan diatas masih dianggap perlu untuk dikerjakan.
Disejumlah pusat kesehatan, pencitraan ultrasonografi menjadi semakin populer dan dikerjakan sebagai bagian dari program skrining trimester pertama kehamilan.
clip_image005
Manfaat pencitraan ultrasonografi rutin pada pemeriksaan kehamilan:
  1. Konfirmasi kehamilan
  2. Konfirmasi dini viabilitas dan perkembangan mudigah
  3. Menyingkirkan dan mengindentifikasi kehamilan kembar
  4. Identifikasi usia kehamilan lebih akurat
  5. Melihat adanya kelainan kongenital major secara dini

PERAWATAN PRAKONSEPSI


Salah satu tujuan perawatan antenatal adalah memungkinkannya proses surveillance terhadap semua kehamilan sehingga dapat melakukan deteksi komplikasi sedini mungkin.
Di negara berkembang, banyak ibu hamil yang tidak memperoleh perawatan antenatal yang memadai dan hal ini dapat menyebabkan akibat yang serius.

TUJUAN PERAWATAN ANTENATAL
  1. Ibu hamil mencapai akhir kehamilan dalam keadaan sehat atau bahkan lebih sehat dibandingkan masa sebelum hamil.
  2. Deteksi dan terapi dini masalah fisik atau psikologi yang muncul selama kehamilan.
  3. Pencegahan dan deteksi dini serta penatalaksanaan yang memadai terhadap komplikasi kehamilan.
  4. Persalinan bayi yang sehat.
  5. Memberikan kesempatan pada ibu dan atau keluarga untuk melakukan diskusi mengenai hal-hal yang mencemaskan atau mengkhawatirkan dalam kehamilan maupun persalinan.
  6. Informasi pada ibu hamil mengenai rencana penatalaksanaan kehamilan dan persalinan berikut alasannya secara terinci.
  7. Pasangan suami istri dipersiapkan untuk menghadapi proses persalinan, perawatan bayi termasuk pemberian informasi mengenai gizi, perawatan anak dan keluarga berencana.
American Academy of Pediatrics dan American College of Obstetricians and Gynecologist (2002) memberikan batasan mengenai prenatal care sebagai :
“A comprehensive antepartum care program that involves a coordinated approach to medical care and psychosocial support that optimally begins before conception and extends throughout the antepartum periode”

Program komprehensif ini terdiri dari :
  1. Pelayanan prakonsepsi
  2. Menegakkan diagnosa kehamilan
  3. Perawatan prenatal awal
  4. Perawatan pada kunjungan prenatal lanjutan




PERHITUNGAN USIA KEHAMILAN dan TANGGAL PERKIRAAN PERSALINAN

Perhitungan usia kehamilan

A. Kalender kehamilan
Kehamilan pada manusia secara normal berlangsung selama 280 hari atau 40 minggu sejak HPHT-hari pertama haid terakhir. Perhitungan lain adalah berdasarkan saat ovulasi terakhir, yaitu selama 266 hari atau 38 minggu.
Perhitungan termudah adalah menggunakan kalender kehamilan atau “kalkulator kehamilan”.


B. Parameter klinik
  1. Ukuran uterus
  2. “Quickening”
  3. Mulai terdengarnya Detik Jantung Janin
  4. Ultrasonografi

Penentuan tanggal persalinan ( rumus Nägele )
EDC (estimated date of confinement) ditentukan secara matematik dengan menggunakan rumus Nägele ( dari tanggal HPHT, bulan dikurangi 3 dan tanggal ditambah 7)
Hanya berlaku untuk haid dengan siklus 28 hari dan yang terjadi secara spontan (bukan melalui “withdrawal bleeding” ) bukan pengguna kontrasepsi hormonal.
Pada pasien dengan fase proliferasi yang lebih panjang, tambahkan selisih hari dengan nilai 7 untuk penentuan tanggal.


PERAWATAN PRAKONSEPSI

Sekitar separuh peristiwa kehamilan berlangsung dengan perencanaan yang baik. Pengetahuan mengenai kesehatan diri dan suami sangat perlu bagi pasangan yang menghendaki kehamilan. Merubah gaya hidup untuk jangka waktu tertentu dapat memperbaiki status kesehatan, mempermudah terjadinya proses kehamilan dan menurunkan resiko abortus atau kelahiran bayi cacat.
Hal – hal yang perlu memperoleh perhatian adalah :
  1. Status Kesehatan umum - Berat badan, tekanan darah , penyakit sistemik lain
  2. Diet – Makanan sehari-hari yang segar dan menghindari sejauh mungkin konsumsi makanan olahan. Dengan diet yang seimbang maka tak perlu lagi dibutuhkan suplemen makanan.
  3. Berat badan – Berat badan kurang akan menyebabkan infertiliti dan lahirnya bayi yang kecil atau memiliki abnormalitas. Berat berlebihan dapat meningkatkan resiko kehamilan. Kehamilan hendak terjadi pada berat badan yang ideal. Diet ketat dapat mengurangi asupan sejumlah nutrien penting.
  4. Olah raga - Olah raga secara teratur dapat memperbaiki status kesehatan
  5. Merokok dan alkohol – Hentikan kebiasaan merokok baik diri sendiri atau pasangan untuk memperbaiki status reproduksi. Menghentikan kebiasaan minum alkohol akan menyelamatkan bayi dari pengaruh yangtidak baik bagi kehamilan
  6. Obat Hanya mengkonsumsi obat yang benar – benar diperlukan dan aman bagi kehamilan. Bila anda secara regular meminum obat yang diberi atas petunjuk dokter, tanyakan apakah jenis obat harus diganti bila anda sewaktu – waktu menjadi hamil
  7. Lingkungan yang berbahaya – Usahakan untuk menghindari paparan polusi udara akibat lalu lintas jalan raya, bahan kimia dan polutan lain. Sejumlah polutan berkaitan erat dengan abortus dan kelainan kongenital
  8. Infeksi - Disarankan untuk mengetahui status imunologi terhadap Rubella sebelum hamil dan mendapatkan imunisasi bila imunitas terhadap Rubella sangat rendah. Bila pasien mengkhawatirkan menderita penyakit menular seksual, lakukan pemeriksaan dan berikan terapi secara memadai.
  9. Kontrasepsi – Hindari penggunaan kontrasepsi hormonal sekurang-kurangnya selama 3 bulan sebelum menghendaki kehamilan.
  10. Psikologis dan finansial.