INTRAUTERINE DEVICES-ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM
IUD adalah “chemically inert” yang terdiri dari bahan non-absorable (polyethylene) dan ditambahkan dengan barium sulfat agar “radio opaque” IUD yang “chemically active” memiliki lingkaran copper atau bahan progestasional.
Saat ini jenis IUD yang ada dipasaran adalah IUD “chemically active”
- Levonogestrel Device ( MIRENA ) : melepaskan levonogetrel kedalam uterus 20 ug/hari yang mengurangi efek sistemik dari progestin.
- Copper Device ( Paragard T 380A) : Terdiri dari polyethylene dan barium sulfat terbungkus dengan benang copper
MEKANISME KERJA
- ????
- Kemungkinan besar adalah mengganggu proses implantasi
- Mencegah fertilisasi
- Respon inflamasi hebat akibat jenis Copper Device merangsang aktivasi lisosome dan reaksi inflamasi lain yang bersifat SPERMISIDAL
- Reaksi inflamasi juga dapat terjadi pada blastosis
- Pada penggunaan Progestine Device jangka panjang dapat terjadi atrofi endometrium
- Progestin juga dapat mencegah penetrasi sperma dengan mengentalkan lendir servik atau mencegah ovulasi (?)
- Efektivitas penggunaan selama satu tahun sama dengan Kontrasepsi Oral
- Efektivitas setara dengan sterilisasi
- Angka kegagalan Levonogestrel Device adalah 0.1% ; lebih rendah dibandingkan copper device
Keuntungan :
- Levenogestrel device menurunkan jumlah darah haid, terapi pada kasus menorrhagia, menurunkan kejadian dismenorea
- Dapat digunakan pada kasus yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi oral kombinasi
EFEK SAMPING
- Perforasi uterus – translokasi dan abortus
- Kejang uterus dan perdarahan
- Menorrhagia
- Infeksi
KEHAMILAN DENGAN IUD
Pada kehamilan > 14 minggu, bila benang IUD terlihat maka harus segera ditarik dengan kemungkinan terjadinya abortus (50% bila tidak diambil dan 25% bila diambil ) Abortus pada trimester II bila disertai dengan IUD didalam maka kemungkinan dapat terjadi sepsis
KONTRAINDIKASI PEMASANGAN IUD
PROSEDUR PEMASANGAN AKDR
- Berikan penjelasan atau “brochure” mengenai AKDR-IUD yang berisikan efek samping dan resiko penggunaan IUD
- Pastikan bahwa pasien tidak sedang hamil
- Pasang saat menstruasi
- Pemasangan segera setelah persalinan memiliki resiko ekspulsi dan perforasi yang besar ( sebaiknya pemasangan dilakukan 2 bulan pasca persalinan)
TEHNIK INSERSI AKDR
- Tentukan terlebih dahulu : adakah kontraindikasi ?
- Konsultasi dengan calon akseptor mengenai masalah IUD
- Berikan obat NSAID untuk penghilang rasa sakit
- Lakukan VT untuk menentukan posisi dan ukuran uterus serta adneksa
- Jangan biarkan IUD berada dalam inserter lebih dari 5 menit sebelum pemasangan
- Pasang spekulum
- Bersihkan servik dan dinding vagina dengan larutan antiseptik
- Cekap bibir depan servik dengan tenakulum , satu gigi dalam ostium dan satu gigi lain diluar ositium
- Buat agar sumbu uterus dan sumbu servik menjadi lurus
- Masukkan sonde uterus untuk menentukan arah dan kedalaman uterus dari OUE ke Fundus
- Sesuaikan pembatas pada inserter sesuai dengan kedalaman uterus
- Inserter dengan IUD didalamnya dimasukkan kedalam uterus melalui kanalis servikalis sampai ujung inserter di fundus
- Tarik inserter dengan mempertahankan posisi batang :
- “the device is not pushed out of the tube, but rather it is held in place by the rod while the inserter tube is withdrawan”
- Potong tali 2 cm didepan OUE
- Lepaskan tenakulum dan amati perdarahan pada tempat tusukan tenakulum
- Lepaskan spekulum
- Advis untuk datang ke dokter bila ada keluhan
Bila benang IUD tidak terlihat :
- Translokasi ?? atau ekspulsi ???
- Pastikan dengan pemeriksaan ultrasonografi atau dengan sinar X pada uterus yang dimasuki sonde uterus atau IUD lain ( dimaksudkan sebagai “marker” )
- Hysterography
- Sonoultrasonography
- Hysteroscopy
- Bila terjadi translokasi IUD, dapat dilakukan pengambilan dengan laparoskopi
- Bila benang terlalu panjang – potong dan berikan antibiotika dosis tinggi
- Bila infeksi terlalu berat – berikan antibiotika dosis tinggi – lepaskan IUD – lanjutkan terapi antibiotika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar