OVULASI – FERTILISASI dan IMPLANTASI
BATASAN
- Usia gestasi adalah lamanya kehamilan dihitung sejak hari pertama haid terakhir (sebelum ovulasi dan fertilisasi)
- Sejak fertilisasi sampai usia gestasi 10 minggu (8 minggu pasca konsepsi) , hasil konsepsi disebut embrio (mudigah) dan dari 10 minggu sampai lahir disebut fetus (janin )
- Sel – sel germinal primitif terdapat dalam embrio perempuan pada akhir minggu ke III kehidupan intra uterin. Jumlah sel-sel germinal dalam ovarium janin perempuan mencapai jumlah puncak sekitar 7 juta pada usia 5 bulan. Setelah itu, terjadi degenerasi sehingga jumlahnya mencapai 2 juta oosit primer saat neonatus dan sebelum pubertas hanya tersisa sebanyak 300.000 – 400.000 menjelang pubertas anak perempuan.
- Oosit primer memiliki jumlah kromosom diploid (46, XX) yang tertahan pada profase meiosis II. Dengan selesainya meiosis I , selama fase folikuler siklus menstruasi, sejumlah oosit primer mengalami proses pematangan dibawah pengaruh hormon FSH – Follicle Stimulating Hormon. Peristiwa ini menyebabkan terbentuknya oosit sekunder dengan jumlah kromosom haploid (23,X) dan penonjolan “polar body” I. Folikel yang sudah matang dikenal dengan nama follicle d’graaf. Selanjutnya oosit sekunder masuh proses meiosis II dan kemudian tertahan pada metafase. Pemilihan folikel dominan tunggal terjadi selama periode ini.
- Lonjakan hormon LH – Luteinizing Hormon pada pertengahan siklus menyebabkan terjadinya ovulasi dan penonjolan oosit sekunder kedalam rongga perut.
FERTILISASI
- Fertilisasi ovum yang telah matang oleh spermatozoa tunggal (23,X atau 23.Y) berlangsung di tuba falopii dalam beberapa jam pasca ovulasi. dengan demikian maka komposisi genetik spermatozoa akan menentukan gender konseptus.
- Fertilisasi berperan sebagai pemicu bagi oosit sekunder untuk menyelesaikan proses meiosis II. pronukleus laki-laki dan perempuan (masing-masing haploid) menyatu untuk membentuk zygote yang memiliki jumlah kromosom diploid.
- Pembelahan mitotik pada zygote ( dikenal sebagai segmentasi atau pembelahan ) akan menghasilkan dua sel anak yang disebut blastomere. Pembelahan awal menghasilkan tahap “dua sel” yang selanjutnya menghasilkan tahap “empat sel” dan tahap “delapan sel”. Pembelahan semacam ini terus berlangsung selama embrio berada dalam tuba falopii. Selanjutnya terbentuklah bola sel padat yang disebut morula.
- Morula memasuki uterus pada hari ke 3 – 4 pasca fertilisasi. Akumulasi cairan diantara blastomere menyebabkan terbentuknya rongga berisi cairan yang mengubah bentuk morula menjadi blastokis
- Sekelompok sel padat berkumpul pada satu kutub blastokis dan dinamakan “inner cell mass” yang kelak akan menghasilkan embrio. Pinggiran luar blastokis membentuk “sel trofoektoderm” yang kelak akan menjadi plasenta.
- Implantasi biasanya terjadi di uterus bagian atas dan lebih sering pada dinding posterior.
- Sebelum peristiwa implantasi, kumpulan sel yang mengelilingi blastokis (zona pellucida) menghilang dan kemudian blastokista menempel pada endometrium. Peristiwa ini disebut aposisi.
- Blastokista kemudian menginvasi endometrium. Implantasi selesai pada hari ke 24 – 25 (10 – 11 hari pasca konsepsi)
PERKEMBANGAN EMBRIO SETELAH IMPLANTASI
- Pada hari ke 24 – 25 , lempeng embrionik berbentuk bilaminar (dua lapis) terdiri dari ektodferm dan endoderm
- Proliferasi seluler lempeng embrionik selanjutnya akan menyebabkan penebalan di garis tengah yang dikenal sebagai “primitive streak”. sel kemudian menyebar ke lateral dari “primitive streak” diantara ekto dan endoderm untuk membentuk mesoderm. Peristiwa ini selanjutnya akan menghasilkan lempeng embrionik tiga lapis.
- Ketiga lapisan germinal ini akan menghasilkan semua organ embrio , sistem saraf dan epidermis berikut derivatnya :
- Ektoderm : lensa mata, rambut
- Endoderm : saluran gastrointestinal, pankreas, hepar dan tiroid
- Mesoderm : tulang rangka, dermis, sistem vaskular dan urogenital
good......makasih dokter...
BalasHapusada perbandingan embriologi gak?
BalasHapustrimakasih atas infonya kak, bagus bgt isinya sepatu Grosir
BalasHapus