Senin, 26 September 2011

RUPTURA UTERI dalam KEHAMILAN

RUPTURA UTERI dalam KEHAMILAN
Selayang Pandang
Ruptura uteri dalam kehamilan merupakan komplikasi yang bersifat katastropik dengan morbiditas maternal dan fetal yang tinggi , namun jarang terjadi. Sejumlah faktor meningkatkan resiko terjadinya ruptura uteri , namun bahkan pada kelompok resiko tinggi, angka kejdian ruptura uteri sangat rendah.
Gejala dan tanda awal ruptura uteri tidak spesifik sehingga diagnosis sulit ditegakkan dan kadang-kadang menyebabkan tindakan definitif yang terlambat. Sejak diagnosa ditegakkan sampai tindakan, hanya tersedia waktu 10 – 30 menit sebelum morbiditas janin menjadi tak terelakkan. Morbiditas janin terjadi akibat perdarahan dan atau anoksia janin. Tanda yang tak jelas dan terlambat menyebabkan kejadian ruptura uteri ini merupakan episode yang sangat mencemaskan.
Batasan
Ruptura uteri dalam kehamilan adalah kejadian yang jarang dan membahayakan jiwa ibu dan atau anak. Dehisensi jaringan parut uterus jarang berlangsung secara total sehingga tidak terjadi perdarahan
Dehisensi jaringan parut uterus yang terjadi secara total menyebabkan :
  1. Perdarahan uterus yang masif
  2. Gawat janin
  3. Protrusi atau ekspulsi plasenta dan atau janin kedalam rongga abdomen
  4. Tindakan sectio caesar cito dan histerorafi atau histerektomi
Angka kejadian dan Faktor resiko
Meta-analisa dari 20 data penelitian sejak 1976 – 2009 menunjukkan bahwa angka kejadian ruptura uteri adalah 1 : 1536 persalinan ( 0.07%). Dari data yang terbatas, terdapat data bahwa angka kejadian ruptura uteri spontan pada uterus yang utuh 1 : 8434 kehamilan (0.012%)
Kelainan kongenital uterus, multiparitas, riwayat miomektomi dan riwayat persalinan dengan sectio caesar, makrosomia, induksi persalinan, persalinan dengan instrumen dan trauma uterus adalah faktor yang meningkatkan resiko ruptura uteri
Faktor kehamilan yang meningkatkan resiko ruptura uteri
  • Grabde multipara ( persalinan spontan dengan janin viabel lebih dari 6 kali)
  • Usia ibu
  • Plasentasi (akreta, perkreta dan inkreta serta solusio plaenta
  • Kehamilan di cornu
  • Regangan berlebihan ( hidramnion, gemeli)
  • Distocia ( makrosomia, panggul sempit )
  • Invasi trofoblas pada miometrium (mola hidatidosa, choriocarcinoma)
  • Induksi persalinan
  • Partus macet
Penanganan obstetri:
  • Instrumentasi (ektstraksi cunam)
  • Manipulasi intrauterin (versi luar dan versi ekstraksi, distosia bahu, plasenta manuil) )
  • Tekanan fundus uteri
Trauma uterus langsung
  • Kecelakaan lalu lintas
  • Luka tusuk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar