Selasa, 27 September 2011

DIABETES MELITUS dalam KEHAMILAN

DIABETES GESTASIONAL
Kehamilan merupakan satu “keadaan diabetogenik” dengan meningkatnya resistensi insulin dan “ambilan glucosa” perifer yang menurun (akibat hormon plasenta yang memiliki aktivitas “anti insulin”.
Adaptasi ini berlangsung untuk menjamin agar janin dapat menerima asupan glukosa secara kontinyu.
Angka kejadian : 3 – 5% kehamilan

KLASIFIKASI :
image

KOMPLIKASI MATERNAL:
  • Diabetes Gestasional hanya menimbulkan resiko minimal terhadap ibu. Ibu dengan klasifikasi ini tidak memiliki resiko mengalami ketoasidosis diabetikum akibat defisiensi insulin absolut.
  • Perawatan diperlukan untuk menghindari hipoglikemia iatrogenik akibat pemberian insulin berlebihan
  • Diabetes Gestasional merupakan uji skrining yang baik untuk resistensi insulin ; 50% akan mengalami DG pada kehamilan selanjutnya dan 40 – 60% akan menderita DM dimasa depan.
KOMPLIKASI JANIN
  • Makrosomia dengan segala akibatnya.
Diabetes Gestasional :
Menderita DM saat hamil.
  • Kelas A1 → dikendalikan dengan diet.
  • Kelas A2 → membutuhkan insulin.
Skrining :
 
1. “Glucosa Challenge Test” - GCT
  • Dilakukan pada kehamilan 26 – 28 mg
  • Berikan 50 mg glukosa (tanpa puasa)
  • Periksa gula darah 1 jam kemudian :
    • Kadar > 140 mg/dL (tinggi) → Glucosa Tolerance Test
    • Kadar ≥ 200 mg/dL → GDM tipe A1
2. “Glucosa Tolerance Test” - GTT
  • Dikerjakan bila GCT > 140 mg/dL dan > 200 mg/dL.
  • Ambil gula darah puasa.
  • Beri glukosa 100 g
  • Periksa gula darah 1 jam ( n < 180 ), 2 jam ( n < 155 ) dan 3 jam ( n < 140).
  • GDM [+] bila terdapat nilai positif tinggi 2 dari 4 pemeriksaan gula darah.
FAKTOR RESIKO
Lakukan tes skrining pada :
  1. Riwayat GDM dalam keluarga.
  2. Obesitas.
  3. Riwayat melahirkan anak besar/IUFD/kelainan jantung
PENATALAKSANAAN DIABETES GESTASIONAL ANTEPARTUM:
  • Tujuan utama : mencegah makrosomia dan komplikasinya dengan mempertahankan glukosa darah pada kadar yang diinginkan :
  • Gula darah puasa < 95 mg/dL atau  < 5.2 mmol / L
  • Gula darah 1 jam postprandial < 140 mg/dL atau 7.8 mmol/L
  • Gula darah 2 jam postprandial < 120 mg/dL atau < 6.6 mmol/L
  • Rekomendasi : diet DM
  • Insulin mungkin diperlukan jika kadar gula darah > 95 mg /dL ( > 5.2 mmol/L) ; terapi insulin dmulai segera oleh karena pengaturan diet sulit dilakukan pada ibu hamil.
  • OAD-oral anti diabetik untuk DG masih kontroversi
PENATALAKSANAAN DIABETES GESTASIONAL INTRAPARTUM:
  • Persalinan SC adalah pilihan yang tepat jika TBJ > 4000 gram
  • Karena sumber primer hormon anti insulin adalah plasenta maka tidak terdapat tata laksana lebih lanjut yang dibtuhkan pada periode segera setelah persalinan
  • Semua ibu dengan DG harus menjalani skrining 6 – 8 mg pasca salin karena memiliki resiko terkena DM diluar kehamilan
DIABETES PREGESTASIONAL
Kondisi ini disebabkan oleh defisiensi insulin absolut (insulin dependent diabetes mellitus – IDDM tipe I) atau terjadi peningkatan resistensi perifer terhadap insulin (non-insulin dependent diabetes mellitus –NIDDM tipe II).
Angka Kejadian : < 1%

KOMPLIKASI :
Tidak seperti halnya dengan DG, diabetes pregestasional berkaitan dengan mortalitas dan morbditas ibu dan perinatal yang bermakna:

KOMPLIKASI DIABETES PREGESTASIONAL PADA IBU
KOMPLIKASI DIABETES PREGESTASIONAL PADA JANIN
Kelainan kongenital JANIN akibat DM

PENATALAKSANAAN ANTEPARTUM DIABETES PREGESTASIONAL :

PENATALAKSANAAN ANTEPARTUM DIABETES PREGESTASIONAL
  • Penderita seharusnya sudah berkonsultasi dengan dokter sebelum hamil
  • penatalaksanaan antepartum intensif dapat menurunkan mortalitas perinatal menjadi hanya 3 – 5%
PENATALAKSANAAN INTRAPARTUM dan PASCA SALIN
  • Jika pengendalian metabolik baik, dapat diharapkan berlangsungnya persalinan spontan per vaginam pada kehamilan aterm
  • Jika TBJ > 4000 gram sebaiknya direncanakan persalinan SC
  • Selama proses persalinan ibub tidak boleh makan sehingga harus diberikan cairan glukosa i.v dextrose 5% dengan kecepatan 75 – 100 ml per jam dan kadar gula darah harus diperiksa setiap 2 jam
  • Pemberian insulin regular diberikan per infus atau i.v untuk mempertahankan kadar gula darah sebesar 100 – 120 mg/dL
  • Selama 48 jam pertama pasca salin kebutuhan insulin diperkirakan menurun.  Kadar gula darah yang dapat ditoleransi pada periode ini adalah 150 – 200 mg/dL.

5 komentar: